
Salam sejahtera untuk para alumni yang berbahagia,
Seperti kita ketahui bersama bahwa Pak Arifin telah menjalani pemeriksaan di Kuching, Malaysia sejak tanggal 4 - 7 Januari 2012. Puji Tuhan karena setelah menjalani pemeriksaan dan mendapatkan obat dan multivitamin dari dokter-dokter di Kuching, mata Pak Arifin mengalami perkembangan yang positif seperti:
1. Pak Arifin meng-claim bahwa jarak pandang beliau sekarang sudah agak jelas dalam jarak 3 meter. Sebelum diobati beliau bahkan kesulitan untuk melihat dalam jarak 1 meter.
2. Pak Arifin menyatakan bahwa sekarang beliau telah mampu melihat kembali semua warna. sebelum diobati beliau hanya melihat semua seperti TV hitam putih.
3. Pada waktu saya mengunjungi Pak Arifin, beliau mengatakan bahwa pada saat itu muka saya sudah utuh terllihat sempurna. sebelum diobati beliau hanya seperti melihat bentuk muka yang bulat tanpa mampu melihat mata, hidung, bibir, dan sebagainya.
Kabar baik di atas adalah claim Pak Arifin setelah menjalani pengobatan yang didanai oleh para alumni sekalian. Pada waktu saya mengunjungi Pak Arifin, kami duduk di ruang tamu. kurang lebih pada jarak 5 meter dari tempat duduk kami, cucu Pak Arifin tidur dalam ayunan. Sewaktu kami mengobrol, tiba-tiba Pak Arifin bangkit berdiri dan berseru, "E Eh, bangun pulak die". Rupanya cucu Pak Arifin terbangun dan ayunannya bergoyang. Padahal cucunya itu tidak mengeluarkan suara. Rupanya Pak Arifin melihat ayunan cucunya bergoyang. Perkembangan lainnya adalah sewaktu Pak Sodikin menelpon Pak Arifin pada tanggal 13 Januari 2012, Pak Arifin mengatakan bahwa beliau sudah bisa berjalan ke mesjid tanpa perlu dituntun oleh Bu Arifin lagi, Tuhan Maha Besar. Niat baik para alumni sungguh sungguh mendapat jawaban yang positif dariNya.
Setelah kabar-kabar baik di atas, marilah kita flash back ke laporan utuh perjalanan Pak Arifin. Seperti kita ketahui, Pak Arifin berangkat ke Kuching pada tanggal 3 Januari 2012 dengan menggunakan bis. Sebenarnya Marleni dan saya sempat menawarkan beliau untuk naik pesawat saja karena kami mengkhawatirkan lamanya waktu perjalanan apabila memakai bis. Apalagi Pak Arifin bilang sempat drop waktu reuni akbar di Jakarta karena kecapean. Namun karena satu dan lain alasan, Pak Arifin sendiri memilih untuk naik bis saja. Mengutip perkataan Pak Arifin waktu itu, "Pakai oto jak". hehehe
Tanggal 4 Januari 2012, Pak Arifin diperiksa oleh dokter spesialis mata di Normah Hospital, hasil analisa dokter tersebut adalah, syaraf mata kanan Pak Arifin sudah rusak. Sewaktu terkena penyumbatan syaraf oleh diabetesnya, Pak Arifin tidak cepat menangani sehingga terjadi pembengkakan syaraf mata kanan tersebut. Adapun mata kiri tidak terlalu parah sehingga yang dilakukan dokter tersebut adalah menjaga supaya syaraf mata kiri tetap terpelihara dengan baik sehingga Pak Arifin bisa melihat walaupun dengan satu mata kiri saja. Karena ini menyangkut syaraf, maka tidak ada tindakan operasi yang bisa dilakukan. Oleh dokter di rumah sakit Normah, Pak Arifin diberi obat dan multi vitamin untuk tiga bulan dan Pak Arifin disarankan untuk kontrol lagi ke Normah tahun depan.
Setelah mendapat diagnosis dari dokter spesialis di Normah, Marleni dan saya berinisiatif untuk mendapatkan second opinion untuk masalah mata Pak Arifin. kami mencari informasi tentang dokter spesialis mata yang bagus untuk memeriksa Pak Arifin. Kemudian kami mendapatkan nama dr Ling Chai Seng, dokter spesialis mata yang membuka klinik sendiri. Pada tanggal 6 Januari, dr Ling memeriksa mata Pak Arifin dan ternyata diagnosis dokter tersebut kurang lebih sama dengan diagnosis dokter di Normah. Oleh dr Ling, Pak Arifin mendapat obat tetes mata yang diyakini Pak Arifin telah membuat mata beliau bisa melihat warna lagi. Sedikit tambahan, diagnosis dr Ling menyatakan bahwa mata kiri Pak Arifin sedikit bermasalah dengan katarak tetapi belum perlu menjalani operasi. Oleh dr Ling, Pak Arifin disarankan untuk kembali ke kliniknya enam bulan ke depan.
Pak Deni yang mendampingi Pak Arifin juga berperan sangat baik dalam melancarkan perjalanan beliau. Pak Deni tidak hanya menerima mentah mentah informasi dari para dokter namun juga terus mengejar para dokter dengan pertanyaan pertanyaan sehingga Pak Deni bisa menyediakan keterangan yang lengkap kepada kita. Makanan Pak dan Bu Arifin selalu tercukupi dengan baik dan di sela waktu luang maupun sore hari, Pak Deni mengajak Pak dan Bu Arifin jalan jalan. Untuk yang terakhir ini memang khusus Marleni dan saya pesankan, supaya selain tujuan utama yakni mengobati mata Pak Arifin tercapai, waktu luang juga bisa dimanfaatkan untuk membawa Pak dan Bu Arifin jalan jalan dan membeli oleh oleh untuk keluarga sehingga bisa sedikit menghibur hati Pak Arifin. Kami berharap supaya para alumni sekalian tidak berkeberatan dengan inisiatif kami untuk menyenangkan Pak Arifin ini.
Berikutnya kami sampaikan laporan keuangan donasi para alumni sekalian.
Total donasi yang terkumpul adalah Rp. 40.239.300,-, dikurangi biaya paspor 3 orang sebesar Rp. 1.500.000,-, penukaran ringgit Malaysia sebesar Rp. 10.000.000,- menjadi RM. 3.455, dan biaya makan di perjalanan menuju dan pulang dari Kuching sebesar Rp. 400.000,-. Total Rupiah yang masih tersedia adalah Rp. 28.339.300,-
Dari RM 3.455,- yang tertukar, terpakai sebesar RM. 1.767,8,- untuk biaya konsultasi 2 dokter dan obat, hotel, taxi, makan, pulsa, uang saku dan tiket bis. Total Ringgit yang masih tersisa adalah RM. 1.550,-
Untuk Rupiah dan Ringgit yang masih tersisa, Marleni dan saya akan berkonsultasi kepada Pak Kadir dan Pak Sodikin mengenai teknis terbaik untuk menyampaikan tanda kasih para alumni sekalian kepada Pak Arifin mengingat dokter menyarankan supaya Pak Arifin kembali kontrol ke Kuching 6 bulan yang akan datang. Harapan kita semua adalah bahwa uang yang tersisa dipergunakan sepenuhnya untuk pengobatan kesehatan mata Pak Arifin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Kami yakin para alumni akan berbahagia ketika membaca postingan ini di mana berkat donasi dan doa para alumni, kesehatan mata guru kita tercinta Pak Arifin telah berangsur-angsur menjadi lebih baik. Pak Arifin berpesan supaya saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya atas kepedulian para alumni sekalian terhadap beliau. Semoga niat baik para alumni terhadap Pak Arifin berkenan di hadapan Allah dan pada akhirnya kembali menjadi berkat yang berlimpah bagi pribadi, keluarga, kesehatan, usaha, dan karier para alumni sekalian. Amin.
1. Pak Arifin meng-claim bahwa jarak pandang beliau sekarang sudah agak jelas dalam jarak 3 meter. Sebelum diobati beliau bahkan kesulitan untuk melihat dalam jarak 1 meter.
2. Pak Arifin menyatakan bahwa sekarang beliau telah mampu melihat kembali semua warna. sebelum diobati beliau hanya melihat semua seperti TV hitam putih.
3. Pada waktu saya mengunjungi Pak Arifin, beliau mengatakan bahwa pada saat itu muka saya sudah utuh terllihat sempurna. sebelum diobati beliau hanya seperti melihat bentuk muka yang bulat tanpa mampu melihat mata, hidung, bibir, dan sebagainya.
Kabar baik di atas adalah claim Pak Arifin setelah menjalani pengobatan yang didanai oleh para alumni sekalian. Pada waktu saya mengunjungi Pak Arifin, kami duduk di ruang tamu. kurang lebih pada jarak 5 meter dari tempat duduk kami, cucu Pak Arifin tidur dalam ayunan. Sewaktu kami mengobrol, tiba-tiba Pak Arifin bangkit berdiri dan berseru, "E Eh, bangun pulak die". Rupanya cucu Pak Arifin terbangun dan ayunannya bergoyang. Padahal cucunya itu tidak mengeluarkan suara. Rupanya Pak Arifin melihat ayunan cucunya bergoyang. Perkembangan lainnya adalah sewaktu Pak Sodikin menelpon Pak Arifin pada tanggal 13 Januari 2012, Pak Arifin mengatakan bahwa beliau sudah bisa berjalan ke mesjid tanpa perlu dituntun oleh Bu Arifin lagi, Tuhan Maha Besar. Niat baik para alumni sungguh sungguh mendapat jawaban yang positif dariNya.
Setelah kabar-kabar baik di atas, marilah kita flash back ke laporan utuh perjalanan Pak Arifin. Seperti kita ketahui, Pak Arifin berangkat ke Kuching pada tanggal 3 Januari 2012 dengan menggunakan bis. Sebenarnya Marleni dan saya sempat menawarkan beliau untuk naik pesawat saja karena kami mengkhawatirkan lamanya waktu perjalanan apabila memakai bis. Apalagi Pak Arifin bilang sempat drop waktu reuni akbar di Jakarta karena kecapean. Namun karena satu dan lain alasan, Pak Arifin sendiri memilih untuk naik bis saja. Mengutip perkataan Pak Arifin waktu itu, "Pakai oto jak". hehehe
Tanggal 4 Januari 2012, Pak Arifin diperiksa oleh dokter spesialis mata di Normah Hospital, hasil analisa dokter tersebut adalah, syaraf mata kanan Pak Arifin sudah rusak. Sewaktu terkena penyumbatan syaraf oleh diabetesnya, Pak Arifin tidak cepat menangani sehingga terjadi pembengkakan syaraf mata kanan tersebut. Adapun mata kiri tidak terlalu parah sehingga yang dilakukan dokter tersebut adalah menjaga supaya syaraf mata kiri tetap terpelihara dengan baik sehingga Pak Arifin bisa melihat walaupun dengan satu mata kiri saja. Karena ini menyangkut syaraf, maka tidak ada tindakan operasi yang bisa dilakukan. Oleh dokter di rumah sakit Normah, Pak Arifin diberi obat dan multi vitamin untuk tiga bulan dan Pak Arifin disarankan untuk kontrol lagi ke Normah tahun depan.
Setelah mendapat diagnosis dari dokter spesialis di Normah, Marleni dan saya berinisiatif untuk mendapatkan second opinion untuk masalah mata Pak Arifin. kami mencari informasi tentang dokter spesialis mata yang bagus untuk memeriksa Pak Arifin. Kemudian kami mendapatkan nama dr Ling Chai Seng, dokter spesialis mata yang membuka klinik sendiri. Pada tanggal 6 Januari, dr Ling memeriksa mata Pak Arifin dan ternyata diagnosis dokter tersebut kurang lebih sama dengan diagnosis dokter di Normah. Oleh dr Ling, Pak Arifin mendapat obat tetes mata yang diyakini Pak Arifin telah membuat mata beliau bisa melihat warna lagi. Sedikit tambahan, diagnosis dr Ling menyatakan bahwa mata kiri Pak Arifin sedikit bermasalah dengan katarak tetapi belum perlu menjalani operasi. Oleh dr Ling, Pak Arifin disarankan untuk kembali ke kliniknya enam bulan ke depan.
Pak Deni yang mendampingi Pak Arifin juga berperan sangat baik dalam melancarkan perjalanan beliau. Pak Deni tidak hanya menerima mentah mentah informasi dari para dokter namun juga terus mengejar para dokter dengan pertanyaan pertanyaan sehingga Pak Deni bisa menyediakan keterangan yang lengkap kepada kita. Makanan Pak dan Bu Arifin selalu tercukupi dengan baik dan di sela waktu luang maupun sore hari, Pak Deni mengajak Pak dan Bu Arifin jalan jalan. Untuk yang terakhir ini memang khusus Marleni dan saya pesankan, supaya selain tujuan utama yakni mengobati mata Pak Arifin tercapai, waktu luang juga bisa dimanfaatkan untuk membawa Pak dan Bu Arifin jalan jalan dan membeli oleh oleh untuk keluarga sehingga bisa sedikit menghibur hati Pak Arifin. Kami berharap supaya para alumni sekalian tidak berkeberatan dengan inisiatif kami untuk menyenangkan Pak Arifin ini.
Berikutnya kami sampaikan laporan keuangan donasi para alumni sekalian.
Total donasi yang terkumpul adalah Rp. 40.239.300,-, dikurangi biaya paspor 3 orang sebesar Rp. 1.500.000,-, penukaran ringgit Malaysia sebesar Rp. 10.000.000,- menjadi RM. 3.455, dan biaya makan di perjalanan menuju dan pulang dari Kuching sebesar Rp. 400.000,-. Total Rupiah yang masih tersedia adalah Rp. 28.339.300,-
Dari RM 3.455,- yang tertukar, terpakai sebesar RM. 1.767,8,- untuk biaya konsultasi 2 dokter dan obat, hotel, taxi, makan, pulsa, uang saku dan tiket bis. Total Ringgit yang masih tersisa adalah RM. 1.550,-
Untuk Rupiah dan Ringgit yang masih tersisa, Marleni dan saya akan berkonsultasi kepada Pak Kadir dan Pak Sodikin mengenai teknis terbaik untuk menyampaikan tanda kasih para alumni sekalian kepada Pak Arifin mengingat dokter menyarankan supaya Pak Arifin kembali kontrol ke Kuching 6 bulan yang akan datang. Harapan kita semua adalah bahwa uang yang tersisa dipergunakan sepenuhnya untuk pengobatan kesehatan mata Pak Arifin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Kami yakin para alumni akan berbahagia ketika membaca postingan ini di mana berkat donasi dan doa para alumni, kesehatan mata guru kita tercinta Pak Arifin telah berangsur-angsur menjadi lebih baik. Pak Arifin berpesan supaya saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya atas kepedulian para alumni sekalian terhadap beliau. Semoga niat baik para alumni terhadap Pak Arifin berkenan di hadapan Allah dan pada akhirnya kembali menjadi berkat yang berlimpah bagi pribadi, keluarga, kesehatan, usaha, dan karier para alumni sekalian. Amin.