Pada suatu hari, dua orang peneliti laki laki dari Amerika memasuki hutan di Afrika demi penelitiannya. Nasib buruk menghampiri, mereka ditangkap oleh pasukan suku primitif yang menguasai hutan tersebut. kedua peneliti itu diarak menghadap kepala suku. Kebetulan kepala sukunya pernah kuliah dan mendapatkan gelar Doktor di Harvard University dan kepala suku tersebut merasa berhutang budi kepada Amerika sehingga kepala suku memutuskan untuk memberi pilihan hukuman karena memasuki hutan mereka tanpa izin.
Untuk kesempatan pertama, peneliti pertama ditanya, "Anda memilih hukuman mati atau Bunjeee (baca: bunjiii)"? Si peneliti berpikir keras, bathinnya, "Apakah ada hukuman yang lebih parah dari hukuman mati"? Akhirnya dia menjawab dengan tegas, "Baiklah", "Saya yakin tidak ada hukuman yang lebih parah daripada hukuman mati, saya pilih Bunjee"!. Kemudian sang kepala suku berkata, "Baiklah", "Anda sudah memilih". kemudian sang kepala suku berteriak dalam bahasa mereka dan dengan segera hadirlah 100 laki laki kekar yang rupanya adalah paspamkasuk (Pasukan Pengamanan Kepala Suku). Kemudian si peneliti diseret ke tengah lapangan dan satu demi satu anggota paspamkasuk mensodominya. Si peneliti menangis memikirkan harga dirinya yang tercabik cabik disodomi oleh 100 paspamkasuk. Setelah itu, kepala suku berkata, "Baiklah", "Anda telah menjalani hukuman", "silahkan Anda meninggalkan hutan kami", "keamanan Anda terjamin hingga bandara terdekat". menangis meraung raung sambil menahan perih di lokasi yang disodomi para paspamkasuk, si peneliti pertama meninggalkan hutan tersebut.
Kepala suku berpaling ke peneliti kedua dan menanyakan hal yang sama, "Hukuman mati atau Bunjeee"? Si peneliti kedua berpikir keras dan tidak rela mendapatkan nasib yang sama dengan peneliti pertama. Dia berpikir bahwa lebih baik mati daripada kehilangan harga diri seperti kawannya. "Aku pilih mati"! serunya. "Lebih baik mati daripada hidup menanggung hina". kepala suku bertanya, "Apakah Anda sudah pikir baik baik"? "Coba pikirkan sekali lagi"! Kemudian si peneliti menjawab, "Saya sudah yakin"! Kepala suku mencoba merubah keputusan si peneliti karena sebenarnya dia mengharapkan supaya dia bisa membebaskan si peneliti, katanya, "Pikirkan lagi anak istrimu yang menunggu di rumah". Jawab si peneliti, "Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup terhina", "Aku yakin anak istriku setuju dengan prinsipku ini". Melihat bahwa sudah tidak mungkin merubah keputusan si peneliti, akhirnya Sang kepala suku menyerah. Kemudian berseru kepada rakyatnya dalam bahasa suku tersebut yang kira kira terjemahannya adalah sebagai berikut, "yang bersangkutan telah memilih hukuman mati dan dengan ini saya nyatakan bahwa yang bersangkutan akan dihukum mati", setelah terhenti selama 5 detik, kepala suku menyambung kalimatnya, "dengan cara BUNJEEE"! Rakyatnya bersorak gembira, "Bunjeee sampai mati", "Bunjeee sampai mati".
Mudah mudahan bisa sedikit menghibur ya, he he he ......
Untuk kesempatan pertama, peneliti pertama ditanya, "Anda memilih hukuman mati atau Bunjeee (baca: bunjiii)"? Si peneliti berpikir keras, bathinnya, "Apakah ada hukuman yang lebih parah dari hukuman mati"? Akhirnya dia menjawab dengan tegas, "Baiklah", "Saya yakin tidak ada hukuman yang lebih parah daripada hukuman mati, saya pilih Bunjee"!. Kemudian sang kepala suku berkata, "Baiklah", "Anda sudah memilih". kemudian sang kepala suku berteriak dalam bahasa mereka dan dengan segera hadirlah 100 laki laki kekar yang rupanya adalah paspamkasuk (Pasukan Pengamanan Kepala Suku). Kemudian si peneliti diseret ke tengah lapangan dan satu demi satu anggota paspamkasuk mensodominya. Si peneliti menangis memikirkan harga dirinya yang tercabik cabik disodomi oleh 100 paspamkasuk. Setelah itu, kepala suku berkata, "Baiklah", "Anda telah menjalani hukuman", "silahkan Anda meninggalkan hutan kami", "keamanan Anda terjamin hingga bandara terdekat". menangis meraung raung sambil menahan perih di lokasi yang disodomi para paspamkasuk, si peneliti pertama meninggalkan hutan tersebut.
Kepala suku berpaling ke peneliti kedua dan menanyakan hal yang sama, "Hukuman mati atau Bunjeee"? Si peneliti kedua berpikir keras dan tidak rela mendapatkan nasib yang sama dengan peneliti pertama. Dia berpikir bahwa lebih baik mati daripada kehilangan harga diri seperti kawannya. "Aku pilih mati"! serunya. "Lebih baik mati daripada hidup menanggung hina". kepala suku bertanya, "Apakah Anda sudah pikir baik baik"? "Coba pikirkan sekali lagi"! Kemudian si peneliti menjawab, "Saya sudah yakin"! Kepala suku mencoba merubah keputusan si peneliti karena sebenarnya dia mengharapkan supaya dia bisa membebaskan si peneliti, katanya, "Pikirkan lagi anak istrimu yang menunggu di rumah". Jawab si peneliti, "Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup terhina", "Aku yakin anak istriku setuju dengan prinsipku ini". Melihat bahwa sudah tidak mungkin merubah keputusan si peneliti, akhirnya Sang kepala suku menyerah. Kemudian berseru kepada rakyatnya dalam bahasa suku tersebut yang kira kira terjemahannya adalah sebagai berikut, "yang bersangkutan telah memilih hukuman mati dan dengan ini saya nyatakan bahwa yang bersangkutan akan dihukum mati", setelah terhenti selama 5 detik, kepala suku menyambung kalimatnya, "dengan cara BUNJEEE"! Rakyatnya bersorak gembira, "Bunjeee sampai mati", "Bunjeee sampai mati".
Mudah mudahan bisa sedikit menghibur ya, he he he ......